MOROTAI – Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (DKKB) kabupaten Pulau Morotai, Senin (12/11) bertempat di halaman kantor bupati kecamatan Morotai Selatan, menggelar upacara memperingatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang ke 54 tahun, dihadiri oleh Bupati Pulau Morotai, Benny Laos selaku irup, Wabup Morotai, Hi Asrun Padoma, Sekda Morotai Muhammad M Kharie, Forkompimda, para Asisten, staf Ahli, staf khusus bupati, pimpinan SKPD, para Kabag, para Dokter, Dirut RSUD Morotai, Sekretaris Dinkes dan KB Morotai, Dokter Tonny selaku komandan upacara, serta para tenaga medis dan para pegawai dilingkup Pemda Morotai.
Sambutan Menteri Kesehatan RI, Prof. DR. DR. Nila Farid Moeloek, yang dibacakan oleh Bupati Pulau Morotai, Benny Laos menyatakan, peringatan hari kesehatan nasional (HKN) yang saat ini kita laksanakan, itu dengan mengangkat tema ”Aku Cinta Sehat” dengan sub tema ”Ayo Hidup Sehat, Mulai Dari Kita”.
Tema tersebut sejalan dengan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang menekankan pada kesadaran tiap individu untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.
Dengan adanya peringatan HKN ke 54 ini sebagai momentum yang baik untuk meningkatkan kita bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya akan terwujud, apabila semua komponen bangsa berperan serta berupaya kesehatan dengan memprioritaskan promotiv-preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Mengubah pola hidup kearah promotiv preventif dengan menekankan pada prilaku hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup sehat.
Meningkatkan kesadaran masyarakat berprilaku hidup sehat melalui Germas telah diprakarsai oleh Presiden RI menjadi suatu gerakan nasional yang tertuang dalam inpres nomor 1 tahun 2017 tentang gerakan masyarakat hidup sehat, dan dalam kesempatan HKN ke 54 tahun ini bertepatan dengan 4 (Empat) tahun pemerintahan Jokowi-JK.
“Untuk itu, kita patut bersyukur bahwa bagian program yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat kita refleksikan melalui hasil-hasil pembangunan kesehatan yang meliputi upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu layanan, dalam kaitan peran pemerintah untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan melalui perlindungan finansial telah dibayarkan iuran bagi penerima bantuan iuran (PIB), yaitu 87,8 juta jiwa pada pada tahun 2015 menjadi 92,3 juta jiwa. Kemudian fasilitas kesehatan tingkat pramata yang menerima layanan JKN dari 19.969 tahun 2015 menjadi 21.763 pada tahun 2017, begitu juga untuk fasilitas tingkat lanjutan juga mengalami peningkatan dari 1.847 faskes pada tahun 2015 menjadi 2.292 pada tahun 2017,” ujar menteri dalam sambutannya.
Lanjutnya, “Begitu juga SDM kesehatan untuk memenuhi akses pelayanan kesehatan khususnya di daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), hingga tenaga kesehatan melalui nusantara sehat (NS), wajib kerja dokter spesialis (WKDS) serta penugasan khusus calon dokter spesialis”.
Masih kata menteri, “Di tahun 2017 juga pemerintah meningkatkan mutu layanan telah meningkat sarana dan prasaran pada fasilitas tingkat permata sebanyak 375 rehabilitasi puskesmas, 35 pembangunan gedung, 750 pembangunan puskesmas baru, 34 unit puskesmas keliling perairan, 537 unit puskesmas keliling roda empat, penyediaan 1.650 unit ambulance roda dua, 86 unit ambulance roda empat, dan 2.525 peningkatan sarana dan prasaran puskesmas, serta 10.437 penyediaan alat kesehatan di puskesmas, dan saat ini fasilitas kesehatan tingkat rujukan telah terdapat 104 rumah sakit rujukan regional, 20 RS rujukan, 4 RS rujukan nasional, dan 408 RSUD lainnya”.
Lebih jauh dijelaskan, untuk capaian program HIV/AIDS melalui upaya terobosan, temukan, obat, pertahankan pengobatan ARV (TOP) sampai 2017 telah diberikan ARV sebanyak 87.031 orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Dalam upaya pengendalian TBC melalui upaya inovasi temukan obat sampai sembuh dengan menerapkan integrasi kegiatan program Indonesia Sehat, pendekatan keluarga (PIS-PK), diperoleh succes rate minimal 85% sampai 2017 di 307 kabupaten/kota Provinsi status gizi sangat pendek dan pendek pada balita mengalami penurunan dari 37,2% pada tahun 2013,menjadi 30,8% di tahun 2018.
“Olehnya itu, saya ingin memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksakan program kesehatan baik lintas program maupun lintas sektor, akademisi, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi masyarakat dan lainnya. Sehingga di masa yang akan datang pembangunan kesehatan akan terus mengalami kemajuan serta dapat menghasilkan SDM Indonesia yang sehat dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain”.
Terpisah Sekretaris Dinkes dan KB Pulau Morotai, Tonny, saat dikonfirmasi mengatakan, sebelum pelaksanaan kegiatan HUT Kesehatan RI di mulai, kami sudah duluan melakukan kegiatan sesuai dengan tema, yakni promotiv dan preventif, yakni lakukan monitor, bimbingan teknis dan sosialisasi di puskesmas-puskesmas yang ada di lima kecamatan, yang dilakukan oleh semua bidang yang ada di Dinkes.
“Setelah HKN selesai di gelar, maka kami akan turun lagi untuk melakukan sosiasasi kepada masyarakat. Untuk memberikan pemahaman bahwa gidup sehat itu lebih baik, karena sehat itu murah. Kenapa saya katakan sehat itu murah, karena makan yang cukup, minum air yang banyak, istirahat yang baik serta olahraga, dan ini semua hal yang gampang untuk dilakukan. Kalau hal ini kita tidak lakukan yang baik, kemudian kita sakit, maka sudah pasti akan memakan biaya yang cukup banyak. Memang soal pembayaran biaya di rumah sakit sudah tidak ada, tetapi yang lebih memang biaya ketika kami sakit itu adalah, kebutuhan makan, kemudian tranportasi dan lain-lain, dan ini sudah pasti biaya keluar lebih banyak,” jelasnya. Olehnya itu, dirinya berharap kepada masyarakat agar dapat memulai hidup sehat dimulai dari diri kita sendiri. (Ical)