Sembilan Orang Mahasiswa Diamankan
TERNATE – Unjuk rasa ribuan mahasiswa yang tergabung dalam koalisi perjuangan rakyat provinsi Maluku Utara (Kopra) kembali bentrok dengan pihak kepolisian di Kelurahan Akehuda Kecamatan Ternate Utara.
Bentrokan dipicu ketika sejumlah mahasisiwa hendak masuk ke dalam Bandara Sultan Babullah Ternate untuk memblokade aktifitas penerbangan.
Dalam aksi itu, mahasiswa menuntut agar pemerintah pusat dan pemerintah provinsi segera menaikkan harga kopra yang merupakan komuditi andalan masyarakat Maluku Utara.
Sebab, akibat anjloknya harga kopra, banyak anak petani kelapa putus sekolah karena tak punya biaya.
“Kami meminta pemerintah Pusat dan pemerintah Provinsi Maluku Utara, untuk menaikan harga kopra dan menindak tegas pengusaha yang memainkan harga kopra. Namun jika tuntutan kami ini tidak di tindak lanjuti maka mahasiswa akan terus melakukan aksi,” ungkap Mirzan Salim salah satu massa aksi.
Selain itu, Kapolres Ternate, AKBP Azhari Zuanda mengatakan sebelumnya aksi unjuk rasa mahasiswa ini berjalan dengan aman, “Kita melakukan pengawalan dari depan kantor Walikota Ternate, depan kantor RRI, dan di depan Kediaman Gubernur Maluku Utara, namun ketika mereka kembali ke kampus, mereka hendak menerobos masuk ke dalam bandara untuk melakukan pemboikotan,” ungkap kapolres.
Lanjut kapolres, Awalnya aksi ini berjalan aman damai dan tertib, “Namun secara tiba-tiba ada lemparan batu ke arah petugas sehingga dengan melihat kondisi seperti itu, petugas kami langsung mengambil tindakan menyemprotkan air kepada mahasiswa, namun mereka tetap melempar sehingga petugas mengeluarkan tembakan gas air mata dan petugas kami mengamankan sembilan orang mahasiswa yang diduga menjadi otak dari bentrokan,” jelasnya.
Sementara itu, pemerintah Provinsi Malut berjanji akan menaikan harga kopra pada pada pekan depan. (HI)