TOBELO – Bencana banjir yang melanda perkampungan warga bukan hanya terjadi di luar Kabupaten Halmahera Utara, tetapi beberapa desa di kecamatan Galela Utara dan Kao Barat juga terancam terendam air akibat curah hujan yang tak kunjung henti, sejak Senin pagi kemarin.
Informasi resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara menyebutkan, untuk daerah kecamatan Kao Barat, banjir terjadi akibat luapan sungai Wailamo dan kecamatan Galela Utara, banjir terjadi akibat luapan sungai bedar.
“Untuk daerah Kao Barat setiap hujan dengan intensitas tinggi, pasti terjadi banjir di sepanjang kali Wailamo. Penyebab adalah tersumbatnya sungai karena banyak berserakan sampah bambu dan kayu yang sengaja di buang warga sekitar. Sedangkan di Galela Utara, Saluran air (gorong-gorong) sudah tidak mampu lagi meneruskan air keluar karena pembuatan badan jalan yang baru, sudah lebih tinggi”, ungkap Kepala Badan, Abner Manery lewat pesan singkat seluler, Selasa (29/01) siang tadi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut kepala badan, pihaknya telah melakukan pelarangan keras kepada masyarakat membuang sampah di sepanjang bantaran kali Wailamo.
Pihak BPBD juga telah mengganggarkan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2019, untuk mengeruk kembali sampah-sampah tersebut.
Selain melakukan penormalan kembali kali Wailamo, BPBD juga telah membuat proposal ke pusat, guna meminta bantuan secara menyeluruh untuk menormalisasi kali tersebut.
“Benar, kami telah anggarkan dalam APBD biaya normalisasi kali Wailamo. Memang itu belum seluruhnya. Kami juga telah membuat proposal ke pusat, meminta bantuan normalisasi kali tersebut sepanjang 5 km dengan estimasi perkiraan anggaran 17 miliar”, aku Abner Manery.
Sekedar diketahui, Pemerintah Daerah lewat BPBD Halut, juga telah mengucurkan bantuan berupa bahan makanan kepada masyarakat di desa Saluta yang terkena dampak dari bencana tersebut. (Enol)