Beranda Halmahera Utara Dianggap  Injak Hak Masyarakat Lingkar Tambang, Pendemo Larang Pekerja Beraktifitas di NHM

Dianggap  Injak Hak Masyarakat Lingkar Tambang, Pendemo Larang Pekerja Beraktifitas di NHM

1146
0
Kapolres Halut AKBP Yuyun Arief Kus Hendriatmo, saat berdialog dengan pendemo.

TOBELO – Tidak puas melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Camat Kao, massa aksi mengepung pintu masuk PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM)  di Gosowong.

Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Halmahera Utara, Fahri Yamin dalam orasinya mengatakan, mereka datang kesini karena di zolimi. Sebab itu, bagi Fahri dan pendemo yang lain, melarang adanya negara di atas negara. “Semua sudah jelas, dana 1 % adalah menjadi hak masyarakat lingkar tambang, bukan untuk kepentingan pribadi orang-orang dalam perusahan. Jadi kami menuntut agar segera dibayarkan”, tegas dia dalam orasinya.

Bahkan secara tegas, Ketua APDESI akan menurunkan massa yang lebih besar, jika belum ada pembayaran. “Ini baru secuil saja masyarakat yang mengikuti aksi,” tambahnya.

Lanjutnya, “Pada hari ini, kalau sampai permintaan kami ditolak, maka kami akan melakukan konsolidasi melibatkan massa dengan jumlah besar. Ingat, kami ini masih muda dan militan untuk memboikot aktifitas di perusahan ini”, ancam Fahri.

Bersama para pendemo yang lain, Fahri juga meminta Bupati, DPRD, Gubernur dan pihak Newcrest Australia, guna datang untuk membahas permasalahan ini.

Sementara itu Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Halmahera Utara, AKBP. Yuyun Arief Kus Hendriatmo yang hadir mendampingi anggotanya melakukan tugas pengamanan, kepada para massa aksi menyampaikan, masalah keamanan adalah tanggung jawab pihak kepolisian. Sebab itu dia berharap, adanya kerja sama yang baik. Dirinya menginginkan, dalam aksi ini ada terjadi kekacauan, yang mengakibatkan ada langkah tegas dari pihak kepolisian.

Puas melakukan aksinya, para pendemo akhirnya melakukan pertemuan internal dan menghasilkan beberapa keputusan diantaranya, karyawan di larang masuk dan beraktitas.

Sekedar diketahui, sampai berita naik tayang, ratusan massa aksi masih memilih tetap bertahan. (Enold)