TERNATE – Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate, menggelar Fokus Group Discussion (FGD) dengan tajuk “Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian Langsung Dari Maluku Utara (Malut) Tahun 201,” Selasa (26/03).
Sudah hampir 3 tahun ekspor komoditas pertanian di Maluku Utara macet. Masalahnya komplek. Dari mulai infrastruktur, kualitas produk, hingga masalah permodalan. Karantina diam? Tidak dong.
“FGD ini tindak lanjut dari MoU mengenai ekspor langsung. Kita lakukan langkah nyata, bukan hanya wacana. Ini bukti kita serius,” kata Andi Yusmanto, Kepala Karantina Ternate. Rabu (27/03/2019)
Sejumlah pihak menyatakan mempunyai kesiapannya dalam mendukung ekspor langsung ini. Pelindo bahkan sudah bergerak maju, menyiapkan infrastruktur pelabuhan.
“Targetnya tahun ini kita bisa ekspor langsung. Kopra, pala, cengkih masih menjadi komoditas unggulan. Dalam waktu dekat kita juga akan undang pelaku usaha,” kata Andi Yusmanto.
Andi menambahkan, Sulit, tapi mungkin. Apalagi semua pihak sudah berada pada frekuensi yang sama. Jadi, tak ada kata berpangku tangan dalam kamus karantina. Menciptakan arus, itu pelajaran yang bisa diambil Karimin hari ini.
Sekedar diketahui dalam FGD dihadiri Dinas Pertanian Malut, Dinas Perindag Malut, kantor Bea Dan Cukai Ternate, kantor PT. pelayanan Nasional Indonesia Cabang Ternate, Kantor Kesyahbandaraan dan Otororitas Pelabuhan Ternate, PT Pelindo Cabang Ternate, Dinas Pertanian Kota Ternate, kantor Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, Dan Keamanan Hasil Perikanan kelas I Ternate, Dinas Pertanian Halut, Dinas Perindag Halut, Asosiasi Petani Kota Ternate, asosiasi Petani Kopra Halut.
Selain itu dihadiri pelaku expor yakni, PT citra Hentaba Group, PT Suryagita Nusaraya, PT Parada Kie Raha, CV Alvin Santo, CV Sakti Jaya Abadi. (Ogan)