Wali Kota Ajak Pedagang dan Masyarakat Jaga Kebersihan Pasar
TERNATE – Bukti keberhasilan memimpin Kota Ternate selama dua periode, Burhan Abdurahman kembali meresmikan pasar Rakyat Dufa-Dufa yang terletak di Kelurahan Dufa-Dufa dan Pasar Rempah-Rempah yang ada di Kota Baru Kota Ternate Tengah, pada hari Rabu (27/3/2019).
Peresmian dua pasar di Ternate yang dilakukan di Pasar Rakyat Dufa-Dufa, dihadiri oleh Walikota Ternate Burhan Abdurahman, Sekretaris Daerah M.Tauhid Soleman, Kapolres Ternate AKBP Azhari Juanda, Kadis Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Nuryadin Rahman dan Forum Kordinasi Pemerintah Kota (Forkompinda) Kota Ternate.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman dalam sambutannya mengatakan, Dengan adanya pasar rakyat Dufa-Dufa dan Pasar Rempah yang baru saja diresmikan, dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih kepada masyarakat. Dan dapat mempermudahkan masyarakat untuk mememenuhi berbagai kebutuhannya.
“Karena pasar ini dibangun sudah ada laporan dari Kepala Dinas Disperindag Nuryadin Rachman bahwa pembangunan pasar ini memiliki anggaran sebesar Rp 11.300.000.000. Diantaranya pasar Rakyat Dufa-Dufa dan pasar rempah-rempah di Kota Baru,” jelasnya.
Menurut Walikota, membangun pasar rempah-rempah ini, karena dilihat dari sejarah Ternate bahwa rempah-rempah sangat diminati oleh bangsa Eropa diantaranya, Spanyol, Portugis, dan Belanda.
“Sebab, Daerah ini, kalau dibaca dari catatan sejarah terlalu banyak rempah-rempah. Sehingga banyak orang di luar daerah maupun dari negara lain berbondong-bondong datang ke Ternate untuk melihat catatan sejarah yang menonjol di Kota ini,” jelas Burhan.
Namun menurut Wali Kota, semakin majunya perkembangan dan penduduk yang semakin banyak sehingga rempah-rempah yang ada sudah mulai punah dan hampir hilang. Maka dari itu, pihaknya membangun pasar rempah-rempah agar aktivitas jual beli rempah-rempah bisa terlihat.
“Kalau orang datang di Ternate, itu mereka sudah mengingat, dulunya itu kota ini adalah kota rempah-rempah. Dan mereka melihat pasar yang sudah dibangun, berarti mereka sudah mengetahui bahwa pemerintah membangun pasar ini karena mengingat masalah lalu yang berlimpah rempah-rempah,” katanya.
Menurutnya, pasar rempah-rempah nantimya ada transaksi jual beli pala, cengkeh, kopra, dan sebagainya, bahkan produk turunan dari pala, misalnya sirup pala, manisan pala dan produk lainnya yang berkaitan dengan rempah-rempah. Sebab, pasar yang dibangun untuk kebutuhan masyarakat dan sarana parawisata, maka dari itu harus di manfaatkan dengan baik.
“Saya apresiasi kepada Kadis Perindag yang selalu membuat terobosan transakasi jual beli di berbagai pasar. Baik itu dari pedagang dan pemerintah. Dari hasil usaha yang dilakukan maka harus menjaga kebersihan di dua pasar ini agar jangan terlihat kotor,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, Begitu juga dengan, petugas yang mengawas kebersihan retribusi sudah diberikan rompi hitam sekaligus id card sebagai tanda pengenal, jika tanda pengenal ini tidak dipakai oleh petugas retribusi berarti jangan dibayar, karena ditakutkan jangan sampai mereka itu adalah ilegal.
“Saya berharap selaku pelaku usaha yang memanfaatkan pasar ini, harus menjaga kebersihan, karena disaat peresmian itu pasar terlihat bagus, tapi terlepas satu minggu ke depan, pasar mulai kotor dan tidak terawat. Maka harus ada gerakan kebersihan yang di mulai dari hari ini sampai seratusnya,” ujarnya.
Olehnya itu petugas yang ada di dua pasar ini harus menghimbau kepada masyarakat dan pedagang harus menjaga kebersihan. Supaya jika ada kedapatan masyarakat dan pedagang membuang sampah sembarangan, petugas harus menegur.
“Kalau tidak ditegur berarti pasar ini, berarti satu bulan ke depan sampah akan tutupi pasar yang baru diresmikan. Namun, hal ini jika sudah menjadi kebiasaan bahwa, kebersihan itu penting bagi setiap orang pasti saja daerah ini akan bersih. Buktinya, ketika membangun Land Mark,” tandas Burhan. (AC)