Beranda Maluku Utara Pelaksanaan Performance Test PLTMG Ternate dengan Gas Isotank

Pelaksanaan Performance Test PLTMG Ternate dengan Gas Isotank

1992
0

Penggunaan Gas dapat Menghemat Biaya Produksi Sebesar 150 hingga 200 miliar. 

TERNATE – Pelaksanaan performance test Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Ternate 30 megawatt (MW) dengan gas isotank hari ini Kamis (09/04) dilakukan uji coba di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Ternate.

Pelaksanaan uji coba PLTMG yang dilaksanakan di PLN Ternate Kelurahan Kastela tersebut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Ternate Abdullah Taher, Direktur Jenderal Minyak dan Gas BUMI Djoko Siswanto, Direktur PLN Wilyah Papua, Maluku dan Maluku Utara, Ahmad Rofik dan Forkompinda Kota Ternate.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas BUMI Djoko Siswanto, mengungkapkan, bahwa peresmian pelaksanaan performance test ini merupakan salah satu pergantian penggunaan solar dengan gas dalam bentuk PLTMG , dengan kapasitas  30 MW dengan kemampuan dapat melistriki 160.000 rumah tangga, yang sebelumnya menggunakan solar, saat ini bisa pakai gas. Dengan tujuan agar PLN bisa  menghemat pengeluaran  Rp 150 miliar hingga 200 miliar.

“Dengan tujuan agar pemerintah pusat juga bisa mengurangi impor produk solar, dan ini juga bisa mengurangi subsidi BBM, karena gas tidak disubsidi, karena kita mempunyai sumber yang banyak dalam negeri, seperti di Tangguh, Bintan dan Sulawesi,” ungkapnya.

Sementara untuk, produksi gas sendiri Maluku Utara, Kota Ternate mengambil dari Bontang, yang ada filling station. “Pelaksanaan penggunaan gas untuk listrik ini merupakan pertama kali di Indonesia Timur dan ada di Maluku Utara,” kata Djoko.

Sementara untuk PLTMG sebelumnya dilakukan di Wilyah Tengah di Sambera, kedua di Wilayah Timur Maluku Utara Kota Ternate, setelah dibangun di Ternate maka selanjutnya bakal di bangun lagi di Papua yakni Nabire, Jayapura, Kendari dan terakhir di Flores.

“Tujuannya penggunaan PLTMG ini sendiri untuk mengurangi solar,” jelasnya.

Lanjut Joko, setelah uji performance berjalan dengan lancar, maka akan dibangun secara fix untuk penggunaan gas nya. “Jika ini sukses diuji coba maka, bakal dihitung secara perekonomian untuk penghematan Rp 150 hingga 200 miliar itu bisa terjadi,” paparnya.

Setelah dilakukan uji coba atau tes penggunaan gas tersebut, maka bakal dilakukan akomodatif pengurangan, maka saat ini dites secara tehnis terlebih dahulu agar memastikan semua berjalan dengan baik.

“Untuk tes penggunaan gas sendiri membutuhkan  waktu 1 minggu, jika secara tesnis jalan maka langsung dibangun untuk penggunaan gas secara permanen,” tutup Djoko. (AC)