TIDORE KEPULAUAN – Dalam rangka mengungkap sejarah maritim Ternate – Tidore di jalur rempah, serta mendukung Sail Tidore 2021 mendatang, bertepatan dengan peringatan 500 tahun ekspedisi keliling dunia pertama Ferdinan Mangellan dan Juan Sebastian de Ellcano. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) melakukan Riset Arkeologi Maritim Situs Kapal Tenggelam di Jalur Rempah Ternate-Tidore.
Riset yang dilakukan oleh 17 orang dan dipimpin Kepala LRSDKP, Nia Naelul Hasanah Ridwan itu, menelusuri jejak peninggalan bangkai kapal Trinidad di jalur rempah Tidore – Ternate. Trinidad sendiri merupakan satu dari lima kapal armada Ferdinan Mangellan dan Juan Sebastian de Ellcano.
“Kami sedang melakukan riset arkeologi maritim pencarian situs kapal tenggelam bersejarah di Ternate – Tidore. Jadi di dua tempat ini Ternate Tidore, salah satunya kita mencoba mencari bangkai kapal trinidad,” jelas Nia kepada gamalamanews.com di kawasan Benteng Tsjoebe dan Monumen Pendaratan Rombongan Juan Sebastian de Elcano di Rum Balibunga, Minggu sore (28/07/2019).
Dijelaskannya, riset yang dilakukan oleh pihaknya itu, didasari juga dengan adanya permintaan Wali Kota Tidore, Capt. Ali Ibrahim, yakni meminta agar dilakukan riset untuk mengungkap sejarah maritim dan mencari bukti arkeologis fisik tentang pelayaran Ferdinan Mangellan untuk mendukung Sail Tidore 2021.
“Riset ini juga dulu didasari atas ada permohonan dari pak Wali Kota Ali Ibrahim, waktu itu beliau mengirimkan surat ke kantor saya,” tuturnya.
Dijelaskan juga, dan untuk menindaklanjuti permintaan Wali Kota Tidore sekaligus mendukung atas perayaan 500 tahun pelayaran ekpedisi Magelhaens sekaligus pelaksanaan Sail Tidore 2021 mendatang itu, pihaknya telah menelusuri dengan menyelam di depan Benteng Castello (Kastela Ternate), serta melakukan penyelam di Tanjung Tongowai dan depan Benteng Tahula Tidore.
“Kami sudah melakukan penyelaman di depan Kastela dan baru sekali, tapi belum menemukan sisa-sisa Trinidad disitu,” katanya.
“Rencannya tahun depan kita akan kembali kesana untuk menyelam dan mencari lagi,” katanya lagi.
Sementara untuk di perairan depan Tungwai Tidore, pihaknya menemukan satu buah meriam, serta melalui side scan sonar ditemukan dua bangkai kapal. Namun dirinya memastikan bahwa bangkai kapal tersebut, bukan bangkai kapal dari Trinidad. Sebab data arsib, diperkirakan kapal Trinidad tenggelamnya di depan Benteng Kastela Ternate.
Pihaknya, kata Nia, belum sepenuhnya menjangkau di bangkai kapal tersebut karena kedalamnya mencapai 40 sampai 60 meter, yang tentunya menyulitkan untuk keselamatan.
“Rencananya kami akan kembali lagi risetnya sampai di 2021. Jadi setiap tahun kita riset disini,” pungkasnya.
Sedangkan untuk titik di depan Benteng Tahula Tidore, dirinya belum menerima laporan terkait apa yang didapat. “Saya belum dapat untuk hasil penyelam di depan benteng Tahula,” akunya.
Disampaikan pula, bahwa dari hasil penyelaman untuk penelitian itu akan dilakukan Forum Grup Discussion (FGD) pada Selasa, 30 Juli 2019 di Aula Sultan Nuku Kantor Walikota Tidore dengan melibatkan seluruh komponen, termasuk Kementerian Kelautan Perikanan, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kemaritiman.
Selain itu dilakukan juga kuliah umum dengan pesertanya, para Mahasiswa, perwakilan Siswa SMP maupun SMA di Tidore, serta dilibatkan juga para guru dengan tujuan untuk memberikan wawasan sejarah maritim Tidore dan dunia.
Dirinya pun berharap adanya dukungan dari masyarakat berupa informasi atau petunjuk atas tenggelamnya kapal ekspedisi ini, sehingga pihaknya dapat melakukan penelitian tersebut lebih lanjut. (SS)