JAILOLO – Wakil Bupati Halmahera Barat (Wabup Halbar) Ahmad Zakir Mando (AZM) menghadiri acara penolakan atau penutup Tambaru (lebaran) yang dikenal dengan nama Tulude bagi warga suku Sangihe, pada Jumat malam.
Kegiatan yang dilangsungkan di Desa Togola Sanger Kecamatan Ibu tersebut, dihadiri oleh Danramil 1501-05 Ibu Kapten Inf. Eko Budi Supriyono, Dansatgas 731 Kabaresi Sertu M Luthfi, Kepala desa A. Ramses Kalense, Ketua Adat Sanger Desa Togola Sanger Bonefasius Ringalai, beserta perwakilan suku Sanger se Kabupeten Halmahera Barat (Halbar).
Sambutan ketua panitia, Didredx Magawe, mengatakan kegiatan yang digelar hari ini merupakan bentuk syukuran kepada yang maha kuasa atas apa yang telah diberikan kepada kita selama setahun yang dikenal dengan nama Tulude.
“Dan tulude yang digelar merupakan yang ke tiga kali, walaupun tidak semua keluarga besar sanger di Halbar yang hadir, namun besar harapan kami di tahun – tahun akan datang semua keluarga besar bahkan sampai di talaud kita bisa kumpul bersama dalam perayaan adat tulude nantinya,” ungkapnya.
Sementara itu Kades Togola sanger, Ramses, mengakui pada acara Tulude kali ini masih banyak kekurangan, untuk itu diharapkan pada tahun – tahun kedepannya acara Tulude lebih dikembangkan lagi.
“Memang pada tahun sebelumnya tarian- tarian dalam perayaan Tulude diikuti oleh ibu- ibu, tapi tahun ini sudah banyak anak – anak mudah yang berpartisipasi, dan kedepannya sudah banyak regenerasinya lagi,” kata Ramses.
Terpisah, AZM dalam sambutannya, mengatakan, acara adat Tulude sudah digelar sejak tahun 2016 lalu, yang mana pada pertama dan keduanya dilakukan di Jailolo, kebutulan dirinya juga terlibat dalam pembentukan tersebut dan dikukuhkan sebagai keluarga Sanger.
“Dan acara Tulude, memiliki makF tersendiri, dan pelaksanaan dilakukan tidak sembarang waktu tetapi dilaksanakan pada tanggal 31 Januari setiap tahun berjalan, sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar suku Sanger yang ada di Halbar,” ujarnya.
Memang, acara Tulude ini bisa dilaksanakan pada tanggal 31 Desember namun karena pada awal bulan Januari masih banyak masyarakat yang disibukkan dengan kegiatan lebaran.
” Ada beberapa fase yang perlu ditambahkan dalam acara Tulude, sehingga bisa lebih meriah dan suasana lebih hikmat,” aku AZM.
AZM juga menambahkan, pada acara Tulude disimbolkan dengan kue Tamo, yang mana memiliki makna yang paling dalam, untuk itu tidak bisa kita melihat pada pemotongan kuenya saja, tetapi doa sebelum pemotongan kue tersebut, sebab doa memiliki hakekat baik secara horizontal tetapi juga vertikal.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan kue Tamo yang dilakukan oleh ketua adat Sanger Desa Togola Sanger.
Perlu diketahui dalam acara Tulude diwarnai dengan berbagai tarian yakni tarian Salo (penjemputan), tarian Upase (perang) dan tarian penghibur yang dikenal dengan nama tarian Gunde.(UK)