MOROTAI – Untuk menyambut Idul Fitri 1440 Hijriyah, jajaran Kepolisian Resort (Polres) Pulau Morotai menyelenggarakan upacara gelar pasukan operasi Kepolisian Terpusat (Ketupat) tahun 2019, di halaman Kantor Mapolres Pulau Morotai, Selasa (28/5).
Operasi ini mengangkat tema, Melalui Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat – 2019 Kita Tingkatkan Sinergitas Polri dengan Instansi Dalam Rangka Memberikan Rasa Aman dan Nyaman Pada Perayaan Idul Fitri 1440 H.
Kapolres Pulau Morotai, AKBP Mikael P. Sitanggang, saat membacakan amanat Kapolri mengatakan, ”Operasi ketupat tahun ini akan dilaksanakan selama 13 hari, mulai besok tanggal 29 Mei sampai dengan 10 Juni 2019.
Operasi ini akan dilaksanakan secara serentak di 34 Polda di seluruh Indonesia, dan akan melibatkan 160.335 personel gabungan, terdiri atas 93.589 personel Polri, 13.131 personel TNI, 18.906 personel Kementerian dan Dinas terkait, 11.720 personel Satpol PP, 6.913 personel Pramuka, serta 16.076 personel organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan,” ucapnya.
Lanjut dia, ”Ada 2.448 pos pengamanan, 764 pos pelayanan, 174 pos terpadu, dan 12 lokasi check point sepeda motor, pada pusat aktivitas masyarakat, lokasi rawan gangguan kamtibmas, serta lokasi rawan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. Objek pengamanan dalam Operasi Ketupat Tahun 2019, antara lain berupa 898 terminal, 379 stasiun kereta api, 592 pelabuhan, 212 bandara, 3.097 pusat perbelanjaan, 77.217 masjid, dan 3.530 objek wisata,” tuturnya.
Dijelaskan, ”Operasi ketupat 2019 memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan operasi di tahun-tahun sebelumnya. Operasi Ketupat Tahun 2019 akan dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan tahapan Pemilu Tahun 2019. Hal tersebut membuat potensi kerawanan yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan Operasi Ketupat Tahun 2019 semakin kompleks,” terangnya.
Sejalan dengan hal tersebut, berbagai gangguan terhadap stabilitas kamtibmas berupa aksi serangan teror, baik kepada masyarakat maupun kepada personel dan markas Polri, berbagai kejahatan yang meresahkan masyarakat, seperti pencurian, perampokan, penjambretan, begal, dan premanisme, aksi intoleransi dan kekerasan, seperti aksi sweeping oleh ormas, gangguan terhadap kelancaran dan keselamatan transportasi darat, laut, dan udara, permasalahan terkait stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, dan bencana alam, tetap menjadi potensi kerawanan yang harus diantisipasi secara optimal dalam Operasi Ketupat Tahun 2019,” imbuhnya.
Dirinya lantas berharap agar 2 poin penting ini yang hendak dicapai dari pelaksanaan apel gelar pasukan ini yaitu apel gelar pasukan diselenggarakan untuk mengecek kesiapan personel, peralatan, dan seluruh aspek operasi, termasuk sinergisitas dan soliditas komponen penyelenggara. Kedua, apel gelar pasukan ini diselenggarakan dengan maksud untuk menunjukkan kesiapan penyelenggaraan operasi kepada publik, sehingga akan menumbuhkan ketenangan, rasa aman, dan nyaman bagi masyarakat,” harapnya. (Ical)