GN-LABUHA, Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) melaksanakan giat Pembukaan Sosialisasi Pengembangan Panas Bumi Kabupati Halmahera Selatan (Halsel), dengan tema ” Karena Kita Tidak Mewariskan Alam dan Kekayaan Melainkan Meminjamnya dari Mereka” di Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan.
Hadir dalam keempatan tersebut, Bupati Halsel Bahrain Kasuba S.Pd. M.Pd, Setda Hal-Sel Helmi Surya Boututihe SE.M.si, Asisten II Bidang Admin, Mulis Sangaji, Asisten III Bidang SDM, Yusup Tauddin, Direktur panas bumi pusat Ir. Yunus Saefulhak. MM.MT, Direktorat panas bumi, Mustika Permantoro, Pusat pengembangan sumber daya alam Batu bara dan panas bumi, Ahmad Zarkasyi.
Dalam sambutan Direktur Panas Bumi Pusat Ir. Yunus Saefulhak. MM.MT, menyampaikan kerakteristik Indonesia yang berada di jalur vulkanik menyebabkan Indonesia memiliki potensi panas bumi yang luar biasa dengan prakiraan potensi mencapai 29 GW Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia.
Lanjut dia, meskipun memiliki potensi yang sangat besar perkembangan terhadap pemanfaatan panas bumi berjalan relatif lambat hal ini terlihat pada pemanfaatan panas bumi sebagai pembangkit listrik yang baru mencapai 1643,5 MW atau sebesar 5,5% dari total potensinya.
“Melalui peraturan pemerintah nomor 79 tahun 2014 tentang kebijakan energi nasional telah ditegaskan bahwa di verifikasi penggunaan energi nasional dengan target pemanfaatan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 merupakan suatu keharusan dari 23% energi terbarukan sebesar 16% atau 7,2 GW berasal dari energi panas bumi,”jelasnya. Sembari menyatakan dalam kurun waktu 9 tahun dari sekarang kita harus mendorong pemanfaatan energi panas bumi mencapai 480% dari pemanfaatan saat ini.
Lanjut dia, pemerintahan pada tahun 2017 ini berencana menugaskan 5 WKP kepada BUMN , salah satunya adalah WKP Songa-Wayaua. Wilayah kerja panas bumi Songa, Wayaua berada pada Kabupaten Halmahera Selatan ini memiliki luas area sebesar 42.540 Ha dengan potensi sumber daya panas bumi sebesar 140 MW.
“Wilayah kerja panas bumi songa-wayaua direncanakan akan ditugaskan kepada PT.PLN Persero dengan rencana pembangunan total sebesar 120 MW yaitu sebesar 2 x 5 MW ditargetkan untuk bisa COD pada Tahun 2022 dan di pengembangan untuk 110 MW akan mengikuti pertumbuhan kebutuhan baseload listrik pada Kabupaten Halmahera Selatan,”jelasnya.
Lanjut dia, kegiatan sosialisasi pengembangan panas bumi Wilayah kerja panas bumi yang diadakan hari ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam rencana pengembangan panas bumi di wilayah kerja panas bumi Songa-wayauah besar Harapan melalui kegiatan ini pelaksanaan pelelangan Wilayah kerja panas bumi songa-wayaua dapat terlaksana dengan lancar dan pemenang pelelangan nantinya dapat melaksanakan kegiatan dengan dukungan dari seluruh pihak terutama pemerintah daerah dan masyarakat sehingga pemanfaatan panas bumi dapat terlaksana sesuai dengan target.
Sementara itu, Bupati Hal-Sel sekaligus pembukaan Sosialisai Pengembangan Panas Bumi di Kabupaten Halmahera Selatan Bahrain Kasuba, menyampaikan sebagai wilayah kepulauan terbesar di Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah hal ini merupakan suatu peluang yang besar bagi Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dalam rangka program percepatan pembangunan daerah.
Lanjut Bahrain, Potensi sumber daya alam seperti panas bumi atau geothermal memang sangat prospektif sebagai andalan pemerintahan daerah untuk pemenuhan supaya energi listrik daerah untuk itu sangat perlu di eksplorasi dengan sebaik-baiknya mengingat ketergantungan pada energi fosil sebagai sumber energi utama akan bersifat tidak sustanable dalam jangka panjang bagi penyediaan kebutuhan energi nasional.
“Kita patut berbangga bahwa dari sekian daerah di Indonesia Kabupaten Halmahera Selatan yang disetujui izin proyek pengembangan geothermal atau panas bumi dan tentunya akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat setempat khususnya di daerah sungai dan wayaua di Kecamatan bacan Timur Tengah,”ucapnya.
Lanjut dia, pihaknya meyakini bahwa pengelolaan energi panas bumi akan mengakhiri krisis energi listrik di Kabupaten Halmahera Selatan untuk pengembangan energi listrik direncanakan mencapai 50 megawatt namun tahap awal akan dilaksanakan 10 Mega watt atau 100.000 kilowatt sehingga dapat memberikan konstribusi yang optimal untuk mendukung ketahanan energi listrik daerah.
“Pemda mengapreseasi kegiatan sosialisasi pengembangan energi panas bumi bersama dengan masyarakat di wilayah lokasi panas bumi karena sangat penting untuk menyamakan persepsi antara pemerintahan dengan masyarakat sehingga pelaksanaan program pembangkitan listrik dan transmisi sebanyak 35000 mega watt secara nasional dapat terlaksana”, pungkasnya. (raja)