Beranda Maluku Utara 19 Situs Geologi di Ternate Akan Ditetapkan

19 Situs Geologi di Ternate Akan Ditetapkan

309
0

TERNATE – Pemerintah Kota Ternate, melaksanakan FGD (Focus Group Discussion)  Penetapan Warisan Geologi Ternate.

Dibuka Sekretaris Daerah  Kota Ternate, Dr. Rizal Marsaoly ME, kegiatan tersebut diselenggarakan di Auditorium Bappelitbangda Kota Ternate dan berlangsung secara daring dan luring bersama Kepala Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edy Slameto, ST., M.T., M..Sc., bersama Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Utara, Deddy Arif, Perwakilan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Akademisi, perwakilan Kesultanan Ternate, sejumlah Kepala OPD, Camat dan Lurah di lingkup Pemerintah Kota Ternate.

Berdasarkan hasil inventarisasi lapangan oleh Pusat Survei Geologi Badan Geologi, terdapat 19 lokasi yang layak menjadi situs warisan geologi (Geosite) dan tersebar di 5 Kecamatan Kota Ternate, diantaranya :

1. Lava Erupsi 1907 Tubo di Kelurahan Tubo, Kecamatan Ternate Utara.

2.  Lava Erupsi 1737 Batu Angus, Kelurahan Tubo, Kecamatan Ternate Barat.

3.  Teras Pantai Tobololo, Kelurahan Tobololo, Kecamatan Ternate Barat.

4.  Lava Erupsi 1763 Pantai Masirete, Kelurahan Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat.

5.  Lava Pahoehoe Sulamadaha, Keluraha Sulamadaha, Kecamatan Ternate Barat.

6.  Lava Erupsi 1763 Pantai Jikomalamo, Kelurahan Takome, Kecamatan Ternate Barat.

7.  Maar Tolire, Kelurahan Takome, Kecamatan Ternate Barat.

8.  Endapan Paleotsunami Loto, Kelurahan Loto, Kecamatan Ternate Barat.

9.  Tebing Breksi Togafo, Kelurahan Togafo, Kecamatan Ternate Barat.

10.  Endapan Piroklastik Bukit AfeTaduma, Kelurahan Afe Taduma, Kecamatan Pulau Ternate.

11.  Endapan Lahar Kastela, Kelurahan Kastela, Kecamatan Pulau Ternate.

12.  Sumbat Lava Foramadiahi, Kelurahan Foramadiahi, Kecamatan Pulau Ternate.

13.  Kekar Lembar Sasa, Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan.

14.  Ketidakselarasan Sasa, Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan.

15.  Lapisan Batuapung Fitu, Kelurahan Fitu, Kecamatan Ternate Selatan.

16.  Maar Ngade, Kelurahan Ngade, Kecamatan Ternate Selatan.

17.  Endapan Freatomagmatik Kalumata, Kelurahan Kalumata, Kecamatan Ternate Selatan.

18.  Lava Mujiumajiko, Kelurahan Faudu, Kecamatan Pulau Hiri.

19.  Ignimbrite Gurabala Tomajiko, Kelurahan Tomajiko, Kecamatan Pulau Hiri.

Ketua IAGI Maluku Utara Deddy Arif dalam kesempatan tersebut mengatakan, awalnya Kota Ternate mengusulkan 41 situs geologi, kemudian dilakukan asesmen oleh tim asesmen nasional, dan disaring lagi menjadi 19 situs sesuai penilaian United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

“FGD adalah prasyarat yang akan digunakan oleh Badan Geologi Kementerian sebagai lampiran kesesuaian dalam delineasi ruangnya dan titik lokasi sudah sesuai dengan wilayah yang ada di Kota Ternate,” ujar Ketua IAGI.

Ketua IAGI juga memaparkan, perjalanan penetapan situs geologi ini dimulai dari tahun 2019, di tahun 2021 sempat terhenti karena pandemi covid-19, kemudian dilanjutkan pada akhir 2021, hingga masuk pada  tahapan akhir yaitu penetapan lokasi warisan geologi (geoheritage) di tahun 2024 yang mana memakan waktu hingga 5 (lima) tahun.

Ketua IAGI Maluku Utara mengatakan, nanti 19 lokasi situs geologi tersebut akan diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Ternate Dr. H. Rizal Marsaoly, SE., MM dalam kesempatan wawancara mengatakan bahwa yang paling terpenting adalah menghidupkan masyarakat di lingkar destinasi.

“Sehingga bagaimana kita mengemas dia dengan segala kekuatan potensi yang dimiliki, karena itu bisa menjadi nilai ekonomis bagi warga di lingkar destinasi. Pemerintah kota terus berupaya untuk mendorong ini. Jadi, di samping cerita konservasi, ada juga nilai ekonomis yang akan kita capai,” pungkas Sekda.

Menurutnya, setelah penetapan ini pemerintah kota harus melakukan proteksi terhadap semua zonasi tersebut. Ini juga akan menjadi suatu kekuatan ketika geodiversity (keragaman geologi) dikuatkan lagi dengan biodiversity (keragaman biologi) dan culture diversity (keragaman budaya) pada lokasi situs.  (RV/Red)