TERNATE – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Utara, Brigjen Pol. Achmad Juri, mengapresiasi kegiatan Focus Group Discusion (FGD) yang di inisiasi oleh Komonitas Jurnalis Hukum dan Kriminal (Kajih) Malut.
Dialog yang digagas Kajih dan Humas Polda Malut, dengan tema “Rawankah Pilgub Malut?” Akan dilaksanakan pada Rabu (13/12), direspon baik oleh Kapolda saat ditemui Komonitas Kajih Malut (11/12) di ruang kerjanya menuturkan, pada prinsipnya FGD ini merupakan rangkaian tahapan pemilihan Gubernur Malut periode 2018-2023. Sehingga ini merupakan langkah awal untuk memberitahukan kepada semua pihak bahwa tidak lama lagi Malut memasuki momentum politik. Sehingga dengan adanya dialog ini kita bisa samakan persepsi untuk menghadapi Pilgub Malut yang aman dan damai”, ujar Kapolda.
Untuk itu masalah yang paling urgent menghadapi Pilgub 2018, salah satunya terkait pengamanan. Sekaligus pemetaan zona rawan konflik, dimana kerawanan sendiri ada tiga eskalasi. Diantaranya, potensi gangguan, ambang gangguan dan gangguan.”Namun pada prinsipnya kita upayakan tidak ada gangguan nyata. Kita juga mengedepankan upaya prefentif terhadap gejolak nanti”, tuturnya.
Sembari mengatakan, “Saya apresiasi komunitas Kajih. Karena selain meliput berita wartawan juga punya prihatin untuk mengawal Pilkada Malut, sebab media memiliki peran yang sangat penting.
Terpisah, Ketua KPU Malut, Syahrani Somadayo menuturkan, focus group discussion (FGD) ini merupakan kegiatan yang sangat penting. Sebab ke depan di Pilgub 2018 ini kami berharap keterlibatan semua stakeholder terutama media, LSM,dan ormas lainnya yang mana menyampaikan informasi tentang Pilgub. “Apa saja setiap pemutahiran data akan dilibatkan media, oleh karena itu, sosialisasi ini perlu dilakukan, baik itu teman-teman media, KPU maupun pihak Bawaslu,” katanya.
Syahrani berharap momentum ini perlu dikawal secara bersama, bahkan jika ada pelanggaran yang dilakukan penyelenggara pihaknya bersedia duduk bersama untuk membicarakan tanpa harus melakukan konflik. “Kalau ada yang ruci atau tidak sesuai mekanisme ada jalur-jalurnya, oleh sebab itu, tempuhlah jalur-jalur itu sehingga masyarakat juga terdidik. Jangan kemudian ada anarkis, karena itu merugikan kita semua, karena pengalamaan buruk sebelumnya ada seperti itu, sehingga kali ini tidak perlu lagi hal-hal seperti itu,” terang Syahrani.
Senada, respon FGD yang dilakukan komonitas Kajih, tanggapi baik oleh Komisioner Bawaslu Malut, dimana menurut Aslan, pihaknya mendukung dengan adanya kegiatan FGD yang dilakukan komonitas wartawan Kajih, dengan FGD ini Bawaslu juga ingin menyaring informasi serta mendapat referensi dari berbagai sumber terhadap potensi-potensi kerawanan pemilu.
“Untuk Malut saat ini sementara di petakan, jadi sekarang ini bagi Bawaslu kegiatan yang sejalan dan sangat relevan dengan kegiatan-kegiatan Bawaslu, tentunya pihak Bawaslu mendukung dan bersyukur forum-forum seperti ini,” ungkapnya.
Selain itu Ketua Komunitas Kajih Malut, Bahrun Anas, mengaku rangkaian kegiatan FGD yang akan dilaksanakan Rabu (13/12) merupakan langkah awal tahapan Pilgub Malut, sehingga kesiapan FGD sudah 75 persen rampung. “Dalam FGD ini sebagai pemateri, Kapolda Malut, Dandrem 152 Babullah, Ketua KPU Malut, Bawaslu Malut dan pengamat media serta moderator, turut diundang sejumlah organisasi kemahasiswaan maupun lembaga lain”, tutup Kapten sapaan akrabnya. (KAJIH)