Gamalamanews.com-TERNATE, Telah menjadi tradisi masyarakat di Ternate, jika memasuki malam Lailatul Qadar, warga setempat akan menyalakan lampu pelita, atau obor sebagai tanda telah tiba tiga malam terakhir di akhir bulan suci Ramadan (Lailatul Qadar).
Tradisi tahunan ini, semakin meriah saat pemerintah Kota Ternate menggelar Festival Ela-ela yang dilaksanakan pada Rabu malam (2106/17) di halaman kadaton kesultanan Ternate.
Pembakaran obor atau Ela-ela merupakan tradisi masyarakat Kota Ternate setiap malam 27 Ramadan. Nuansa Islam menyambut malam seribu bulan itu begitu kental terlihat di Kedaton Kesultanan Ternate.
Ribuan obor menghiasi istana Kesultanan Ternate itu.
Diawali pembakaran ela-ela oleh Walikota Ternate H. Burhan Abdurahman, pembakaran ela-ela kemudian dilanjutkan di sejumlah tempat, diantaranya Kelurahan Tongole, Kelurahan Tarau dan Kelurahan Soa.
Festival ela-ela yang di ikuti sepuluh (10) kelurahan yang tersebar di Kota Ternate, membuat kota kecil nan eksotis itu seperti bertaburan permata di malam hari.
Suasana islami makin terasa saat warga di Kelurahan Basoting Karance menyambut malam ela-ela dengan menggelar tarian bambu gila atau dalam bahasa daerah Ternate disebut Baramasuen.
Tak main-main, hadiah yang diperebutkan adalah uang sebesar dua puluh juta rupiah, jika keluar sebagai pemenang Festival Ela-Ela ini.
Walikota Ternate dalam sambutannya menyebutkan, tradisi ela-ela adalah warisan turun-temurun yang harus di jaga kelestariannya.
” Tradisi ini adalah simbol persatuan dan kesatuan yang telah diwariskan oleh tetua kita, wajib kita jaga dan pelihara, agar kedepan Ternate makin terkenal dengan adat istiadat yang terjaga kelestariannya”, tutur Haji Bur.
Meski sempat diguyur hujan deras namun kemeriahan festival ela-ela tak terusik.
Obor dan sejumlah lampu pelita, terlihat menerangi jalan utama di Kota Ternate. (wD)