Beranda Maluku Utara Anak 10 Tahun Terkena Difteri, Ternate masuk KLB

Anak 10 Tahun Terkena Difteri, Ternate masuk KLB

1061
0
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate Fathiyah Suma

TERNATE – Satu lagi kasus difteri ditemukan di wilayah kota Ternate, yakni pada   anak laki-laki usia 10 tahun yang berdomisili di Kelurahan Tobona, Ternate Selatan, Senin (29/1/2018).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate Fathiyah Suma saat diwawancarai wartawan media ini  menjelaskan, pertama kali diketahui penyakit difteri pada anak ini ketika pasien datang memeriksa di Puskesmas Kalumata, kemudian oleh dokter di rujuk ke rumah sakit umum kemudian diperiksa oleh dokter spesialis anak, dan  dari situ dokter, langsung melihat gejala yang ada bahwa dia mengarah ke difter. penderita ini langsung di arahkan sesuai dengan protap yang ada  sesuai penanganan kasus difteri.

“Suspek mengarah ke difteri kita masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen yang diambil dari anak itu dan telah di kirim ke laboratorium untuk kita tegakkan diagnosa sebagai kasus melalui difter,” ujar Fathiya.

Menurutnya kalau berpatokan dengan
peraturan kementerian kesehatan
(permenkes) No 2501 tahun 2010 bahwa suatu wilayah dinyatakan kejadian luar biasa difteri jika ditemukan minimal satu suspek difteri dan pada situasi yang ada di Ternate ini kita sudah masuk pada posisi Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Kasus yang  sementara ini sudah dilaksanakan dalam upaya untuk pencegahan penularan yang lebih luas,” jelas Fathiya.

Untuk penanganan awalnya sendiri kata dia, pihak Dinkes telah melakukan penanganan awal yang pertama penderita sudah dirujuk kerumah sakit, untuk penanganan kasus Difteri, ke dua pengambilan spesimen sudah dilakukan pengirimannya ke Surabaya, kita menunggu hasil dalam satu dua hari kedepan insya Allah sudah ada hasilnya, kemudian yang ke tiga penderita sudah di isolasi.

Selain itu kita akan melakukan obyek pemeriksaan (obrik), Respon dan Imunisasi (ORI) atau respon imunisasi cepat untuk mencegah penularan, penyakit ini di lokasi awal penderita.

Terkait dengan kondisi penderita saat ini fathiya mengaku pasien dalam kindisi sudah membaik karena telah dilakukan penanganan secara cepat.

“Kondisi penderita saat ini sudah membaik karena kita sudah memberikan terapi sesuai dengan Protap untuk penanganan difteri,” jelas Fathiya.

Menurutnya gejala penularannya itu ada demam, kemudian pembesaran kelenjar, juga pembesaran kronsil yakni getah bening yang berada di daerah leher yang disertai dengan tabda khas dengan penyakit difteri yaitu suatu sidomembran yang berwarna kelabu yang apabila diangkat dia mudah berdarah.

“Tanda ini yang muncul pada anak ini akan tetapi yang kita takutkan adalah adanya kompilasi penyakit lain yang akan menyebabkan beberapa organ penting didalam, sehingga secepat dilakukan respon penanganan, untuk tata laksana kasus yang sesuai dengan protap,” pungkasnya. (HT)