JAILOLO – Komunitas Jurnalis Halmahera Barat (KJH) meminta agar Nani Liem hadirkan bukti hasil wawancara kepada penegak hukum, atas tudingannya kepada oknum wartawan yang dinilai tidak beretika saat melakukan wawancara konfirmasi berita soal beredar foto mesra dirinya bersama Bupati Halbar Danny Missy. Hal itu disampaikan ketua KJH Ruslan Habsy. Selasa (14/08).
Menurut Ruslan, tindakan oknum wartawan Halmahera Barat yang dituding oleh Nani Liem tidak beretika saat berwawancara akan menjadi bahan evaluasi guna tidak merusak citra dan nama baik profesi para pemburu berita tersebut. Dengan itu, bantuan Nani Liem untuk menghadirkan bukti wawancara secara lengkap bahkan ajukan ke pihak kepolisian sekalipun akan dipandang positif oleh KJH
“Karena, bantuan Nani sangat membantuh KJH untuk mendorong dan ungkap kebenaran dibalik foto mesra Bupati bersama Nani Liem yang telah diedarkan oleh akun Facebook.” kata Ruslan.
KJH, tambah Ruslan, tidak akan membela wartawan yang tidak etis saat berwawancara. Karena, persoalan etika berwawancara merupakan hal baru yang dikeluhkan oleh sumber.
“Biasanya sumber keluhkan etika menulis. Jarang terjadi sumber keluhkan etika wawancara konfirmasi berita. Maka itu, sampaikan bukti agar nama baik wartawam tidak tercoreng dan KJH membatu ungkap kebenaran foto yang dinilai editan itu,” tutur Ruslan.
Lebih lanjut, kata Ruslan, wartawan belakangan cukup banyak mendapatkan tekanan dari berbagai oknum untuk melarang menulis berita beredarnya foto mesra milik bupati Danny dan Nani Liem tersebut. Maka itu, KJH akan membantu wartawan untuk tetap membuktikan kebenaran berita guna publik bisa mengetahui dengan benar foto yang beredar dan berita yang ditulis wartawan.
“Sudah cukup banyak wartawan saat menulis berita dibilang hoax. Tapi akhir dari berita 99 persen terbukti kebenaran berita wartawan. Maka itu, berita yang dipublis wartawan terkait foto mesra bupati dan Nani juga akan menjadi catatan kebenaran secara penuh untuk publik sebagai pembaca berita. Karena, persoalan dari beredar foto tersebut menjadikan wartawan dituding tidak beretika saat wawancara,” terang Ruslan. (UK/SS)