Beranda Maluku Utara Diduga Hina Agama, Pendeta Demo Bupati Morotai

Diduga Hina Agama, Pendeta Demo Bupati Morotai

1730
0
Kedua Pendeta yang berorasi di depan Kantor Bupati Morotai

MOROTAI – Dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Bupati Morotai, Benny Laos, saat berkunjung di pulau Posi-Posi Rao dengan mengatakan bahwa masuk gereja belum tentu masuk surga. Ternyata mendapat tanggapan dan kecaman keras dari sejumlah pendeta yang ada di Morotai.

Seperti kecaman yang disampaikan salah satu pendeta dari desa Bere Bere Kecil, kecamatan Morotai Utara (Morut), Rein Padosa dalam orasinya di kantor Bupati, Rabu (21/11).

”Saya mengajak kaum Nasrani untuk bergabung dengan massa aksi untuk jatuhkan Benny Laos, karena kita sudah terhina dengan perkataan Benny Laos yang mengatakan masuk gereja tidak menjamin masuk surga,” ujarnya.

Lanjut dia, apakah dalam Alkitab kita diajarkan untuk kita beribadah di hutan-hutan. Sehingga beliau (Bupati) mengatakan bahwa tidak perlu membangun gereja.

“Memang benar gereja itu tidak menjamin kita, tetapi umatnya diharuskan beribadah di gereja,” akunya.

Olehnya itu, kita harus membangun gereja lebih banyak lagi. Seorang kepala daerah tidak harus menginterfensi agama, tugas kepala daerah itu hanya mengurus birokrasi bukan menginterfensi agama.

“Saya minta kepada seluruh umat Kristiani agar marilah kita membuat penolakan untuk menjatuhkan Benny Laos dari jabatan, karena ini adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh Bupati. Bagaimana tidak, Di Mabes beliau mengatakan di hadapan dirinya bersama dua orang temannya bahwa di tahun 2018 ini semua gereja-gereja akan ditutup. Apakah semua pendeta dibiayai oleh Pemda,” ungkapnya.

Senada, disampaikan pula oleh pendeta Rein. Bahwa sampai saat ini, dirinya selaku pendeta tidak pernah diberikan tunjangan.

“Saya sendiri saja sampai hari ini tidak pernah diberikan yang namanya tunjangan. Jadi kalau beliau mengatakan bahwa gereja-gereja di tutup karena hanya menghabiskan anggaran daerah, saya rasa itu keliru karena gereja di bangun ini bukan bantuan dari daerah, tetapi bantuan dari pusat, karena kami punya organisasi dan setiap saat kami diberikan tunjangan,” koar pendeta Rein.

”Saya meminta kepada kaum Kristiani agar marilah kita bersama-sama untuk membantu saudara-saudara kita agama Muslim yang sudah berjuang duluan untuk menjatuhkan Benny Laos. Masa orang Muslim saja berjuang kok, kenapa kita tidak berjuang, sementara agama kita dihina. Olehnya itu, sekali lagi saya minta kepada seluruh kaum Kristiani agar marilah kita bersama-sama gandeng tangan dengan saudara-saudara kita kaum Muslim untuk menggusir saudara Benny Laos dari Morotai,” ucapnya melanjutkan.

Dirinya lantas mengkasihani para kontraktor lokal yang ada di Morotai. Pasalnya, semua proyak-proyek mereka tidak mendapatkan. Karena semuanya dikerjakan oleh orang Manado.

“Padahal, orang Morotai punya uang tetapi beliau (Bupati) lebih mempercayakan orang Manado, sehingga uang-uang yang ada di Morotai semuanya di bawa ke Manado, dan kami di Morotai mati kelaparan,” bebernya.

Untuk itu, kepada kaum Muslim dan kaum Kristiani marilah kita bersatu untuk menjadikan kekuatan yang besar agar menjatuhkan Benny Laos. ”Massa bapak Suharto saja bisa digulingkan kok kenapa Benny Laos tidak bisa digulingkan,” tegas pendeta.

Hal yang sama juga disampaikan Pendeta Gereja Kristen Protestan Injil Indonesia (GKPII) desa Darame, Adnis Iwisara, dengan mengatakan bahwa, soal dugaan penistaan itu musuh Pancasila, musuh rakyat Morotai, musuh NKRI.

“Olehnya itu saya menolak keras karena telah melecehkan profesi saya sebagai pendeta, Kalau seperti ini akhlaknya hancur, untuk apa pimpin Morotai, pemimpin seperti ini tidak cocok pimpin Morotai, karena akhlaknya hancur. Atas nama UU harus dihukum, karena panglima tertinggi kita adalah UU,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Pulau Morotai, Hi Abdullah Thoir mengajak umat Muslim dan non Muslim untuk bersatu melengserkan Bupati karena terindikasi menistakan agama.

”Kami tidak terima dengan ucapan Bupati, bagi kami ucapan Bupati telah menistakan agama,” kata Abdullah.

Terpisah, Bupati Morotai,  Benny Laos saat dikonfirmasi melalu pesan singkat via aplikasi WhatsApp membantah bahwa dirinya tidak pernah mengatakan hal itu. ”Sesama agama mana bisa menista agama??. Tidak pernah ngomong..tapi dibuat isuyna..makalum terkadang pemahaman kan perluh proses. Begitu juga soal gereja, Tadak bisa pemerintah tutup rumah ibadah.. justru sekarang saya lagi perbaiki banyak gereja, dan di tahun tahun 2018 ini ada sebanyak 55 rumah ibadah yang di tuntaskan lewat dana CSR,” singkat Bupati. (Ical/SS)