Beranda Halmahera Utara Demonstrasi SPG, Kapolres Halut Nyatakan Tidak Ada Penembakan

Demonstrasi SPG, Kapolres Halut Nyatakan Tidak Ada Penembakan

1013
0
Kapolres Halmahera Utara, AKBP Yuyun Arief Kus Handriatmo SIK, di tengah massa SPG yang melakukan aksi demonstrasi.

TOBELO – Aksi demonstrasi yang digelar Serikat Petani Galela (SPG) di kantor Kepolisian Resort (Polres) Halmahera Utara, Kamis (28/03) siang tadi, ditanggapi dingin oleh AKBP Yuyun Arief Kus Handriatmo, SIK.

Lewat juru bicaranya, Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) AIPTU. Hopni Saribu, kepada para juru tulis ia menjelaskan, Kapolres dalam dialog dengan massa aksi sudah menjelaskan secara detail.

“Kapolres menjelaskan, kejadian yang terjadi pada saat aksi tempo hari, sama sekali tidak ada pembakan dari pihak kepolisian kepada petani Galela. Visum dari pihak rumah sakit sudah kami dapatkan, bapak ibu bisa melihat apakah ada yang dikatakan ditembak dari hasil visum”, kata Hopni Saribu, menjelaskan pernyataan pimpinannya yang berpangkat dua bunga tersebut.

Walaupun dilempari hingga dipukuli pada saat mengawal aksi demonstrasi, anggota kepolisian, lanjut Hopni menambahkan pernyataan Kapolres Halut, tidak pernah mengeluarkan peluru tajam. Yang ada hanyalah, kata Hopni, hanya gas air mata saja.

“Tapi selama ini walaupun anggota saya dilempari hingga dipukuli, belum pernah terjadi kami melakukan penembakan menggunakan peluru tajam, melainkan hanya menggunakan gas air mata,” tutur Kapolres memberikan pernyataan, lewat pengakuan Kasubag Humas kepada sejumlah awak media.

Lewat penjelasan Kasubag Humas, Kapolres Halut AKBP. Yuyun Arief Kus Handriatmo, SIK, kepada para massa aksi, berjanji akan menunjukan video pada saat kejadian tersebut.

”Kami akan menunjukan video tentang prosedur penanggulangan massa dan juga video yang terjadi pada saat kejadian tersebut terjadi”, ujar Hopni Saribu menirukan pernyataan Kapolres Halut.

Sebelumnya, koordinator lapangan SPG Elfis Gumuru, dalam orasinya menyampaikan, agar pihak Polres Halmahera Utara, untuk segera menyelesaikan kasus penembakan, yang menimpa masyarakat petani Galela.

Sekedar diketahui, selain sengketa agraria kepemilikan lahan yang melibatkan perusahan yang berinfestasi di pengolahan tanaman pisang, mereka juga menuding ada keterlibatan anggota Polres Halut dalam aksi penembakan 3 orang petani, saat melakukan aksi September 2018 lalu. (Enold)