Beranda Maluku Utara Burhan Ismail Berpeluang Menuju Senayan

Burhan Ismail Berpeluang Menuju Senayan

1367
0
Burhan Ismail disambut pendukungnya.

TERNATE – Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Maluku Utara (Malut), Burhan Ismail (BI) memiliki peluang besar untuk menuju senayan mewakili rakyat Malut.

Calon DPD RI nomor urut 23 ini, dinilai mewakili kegelisahan publik Malut di kancah nasional.

“Burhan Ismail punya kans kuat untuk menuju senayan. Burhan menjual gagasan,” ungkap pengamat politik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Helmi Alhadar pada wartawan, Minggu (07/04/19).

Peluang pria yang menghabiskan waktunya di dunia jurnalis ini semakin kuat, jika pemilih di Maluku Utara adalah pemilih yang rasional. Karena menurut Helmi, Burhan Ismail membawa gagasan.

“Jika kelompok muda dan jurnalis condong memilih Burhan, itu tandanya Burhan membawa gagasan perubahan,” kata dosen Ilmu Komunikasi UMMU ini.

Bagi Helmi, selain membawa gagasan perubahan, Burhan Ismail juga memiliki relasi etnis yang kuat di Maluku Utara, karena politik Malut masih sangat kental dengan politik identitas.

“Melihat pengalaman dari pemilu sebelumnya, kemungkinan pemenangnya mewakili etnik besar dan figur ketokohan dari masing-masing etnik di Maluku Utara,” tandasnya.

Kuatnya politik identitas di Maluku Utara, maka nama-nama seperti Burhan Ismail, Husein Alting, Hj. Ati Armayn, Stevi Pasimanyeku, Namto Hui Roba punya peluang untuk menuju senayan.

Burhan Ismail lanjutnya, punya gagasan perubahan yang didorong kelompok muda dan dari etnis yang besar.

Dalam catatan pileg, tokoh besar seperti Sultan Ternate selalu menang, tidak menutup kemungkinan Husein Alting yang juga Sultan Tidore memiliki peluang yang sama. Hj. Ati Armayn, bagi Helmi ada nama besar mantan Gubernur Malut Thaib Armayn, sehingga kecenderungan loyalis Hi. Thaib akan memilih Hj. Ati Armayn.

Sementara Stevi Pasimanyeku didua kali mengikuti pileg selalu mampu mendapatkan suara terbanyak.

“Melihat kuatnya politik identitas, setiap caleg DPD lebih menekan kepada figur personal. Dimana kuatnya ikatan personal antara caleg dan konstituennya secara emosional,” urainya. (HI)