Beranda Maluku Utara Atasi Krisis Pangan, Masyarakat Malut Diminta Manfaatkan Pekarangan

Atasi Krisis Pangan, Masyarakat Malut Diminta Manfaatkan Pekarangan

600
0
Sekretaris Daerah Provinsi Malut Samsudin Abdul Kadir saat memberikan tumpeng kepada Kepala Dinas Pangan.

TERNATE – Masyarakat di Provinsi Maluku Utara diminta untuk memproduksi atau menanam pangan lokal dengan memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah atau kebun, seperti menanam singkong, ubi jalar, pisang, jagung dan sagu untuk kebutuhan hidup di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba melalui Sekretaris Daerah Samsudin Abdul Kadir pada kegiatan Gerakan Diversifikasi dan Ekspose UMKM Pangan Lokal di Taman Nukila, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Rabu 19/8.

“Sebagai Upaya kita meningkatkan dan menperluas program kegiatan terkait kemandirian dan stabilitas ketahanan pangan diversifikasi pangan, bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan gerakan ini merupakan gerakan moral yang harus dijalankan semua orang untuk membangun dan mempersiapkan infrastruktur pangan, pertanian Indonesia yang lebih baik,” cetusnya.

Menurutnya, Negara kita adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya adalah petani maka, diversifikasi pangan adalah gerakan moral yang akan memberi dampak pada ekonomi yang lebih besar serta mampu memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari bagi masyarakat.

“Dengan pemenuhan Gizi yang baik akan dapat meningkatkan imunitas masyarakat sehingga dapat melindungi dirinya sendiri dari penyebaran wabah Virus Corona atau Covid-19. Kodisi ini juga merupakan konsep yang efektif dalam pencegahan dan penanganan pengendalian pandemi Covid-19,” ungkap Samsuddin Abdul Kadir

Menurut Samsudin, Dalam situasi Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini masyarakat harus mampu memanfaatkan lahan sempit dan pekarangan sebagai tempat bercocok tanam, baik sayur maupun buah-buahan apalagi Indonesia kaya akan pangan lokal seperti sagu, singkong, ubi jalar, talas dan jagung.

“Kita bisa manfaatkan lahan sempit dan pekarangan sebagai tempat bercocok tanam, karena sebagai daerah beriklim tropis pertanian sangat diuntungan karena mendapatkan sinar matahari yang berlimpah dengan suhu yang bagus, kemudiam memiliki sumber air dan tanah yang subur,” kata Samsuddin.

Lanjut Samsuddin, Kondisi ini bisa membuat masyarakat bercocok tanam setiap saat dan dimana saja, karena itu kepada masyarakat dan petani terus menanam terutama menanam pangan lokal.

Saat ini masyarakat bisa melakukan gerakan diversifikasi pangan lokal melalui konsep pangan dari pekarangan, karen konsep seperti ini dinilai dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara suadaya termasuk menggerakan kemandirian pangan nasional.

“Setiap keluarga bisa mensubtitusi kebutuhan pangannya secara mandiri dengan menanam dipekarangan rumah,” tandas Samsudin. (HI)