SOFIFI – Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga mengunjungi sekaligus melauncing Desa Ramah Perempuan Dan Peduli Anak (DRPPA) di Kota Tidore Kepulauan yang ditandai dengan hentakan bambu tada, bertempat di Pantai Tugulufa Kota Tidore Kepulauan. Kamis (19/5/22).
Dalam kegiatan tersebut, Menteri menyampaikan bahwa sudah sepatutnya setiap sektor pembangunan mengedepankan prinsip kesetaraan, keadilaan dan inklusifitas, pembangunan sumber daya manusia menjadi bagian penting dalam agenda pembangunan nasional.
Berbagai sumber menunjukkan bahwa tingkat partisipasi antara laki-laki dengan perempuan dalam pembangunan serta tingkat kualitas anak berbanding lurus dengan kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa.
Menurut Menteri, Perempuan dan anak merupakan sumber daya manusia yang sangat penting yang harus kita lindungi dan diberdayakan, kenapa demikian, karena kalau kita melihat dari populasi penduduk indonesia permpuan mengisi 49,48% demikian juga anak-anak mengisi 30,1%. Kalau kita melihat di daerah itu tidak akan jauh berbeda skemanya. Maka akan jadi penting serta perhatian kita untuk memberikan perhatian yang serius kepada perempuan dan anak.
“Perempuan sebagai tiang negara dan anak-anak sebagai penerus bangsa sehingga menjadi penting dan menjadi pemenuhan hak anak dan perlindungan anak untuk kita bergerak bersama kerena itu tidak akan bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah pusat saja sehingga sinergitas dan kolaborasi antar lintas sangat kita butuhkan.” Ungkap Menteri PPPA.
Dikatakanya, bahwa di Kementerian PPPA telah berinisiasi mulai tahun 2021 ada 10 model, kemudian pada tahun 2022 model ini kemudian dilembangkan ke 33 Provinsi, 66 Kabupaten/Kota dan 142 Desa. Tetapi dibeberpa daerah dengan semangat dari kepala daerah dapat membuat desa ramah perempuan secara mandiri yang artinya desa, kabupaten, kota yang menginisiasi model dari desa keluarahan ramah perempuan dan peduli anak.
“Saya sangat berharap kepada gubernur, bupati dan wali kota di Maluku Utara, kiranya dapat memberdayakan dan melindungi kaum perempuan dan anak sebab mereka adalah sember daya manusia yang sangat penting untuk dijaga”. Harap menteri.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Utara, Al Yasin Ali, mengatakan sebagai pemerintah daerah kami berkomitmen untuk mewujudkan desa ramah perempuan dan peduli anak, yang hari ini kita launcing dengan menghadirkan bupati dan wali kota se-Malut.
Jika kita melihat pemerintah desa/kelurahan, lanjut Wagub, merupakan kunci utama dalam penyiapan sumber daya manusia berkualitas dan berdayasaing pada masa kini dan masa depan dalam menyongsong generasi emas Indonesia di tahun 2045. Hal ini berarti selama hampir 25 tahun kedepan, pemerintah desa sangat menentukan keberhasilan dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di desa.
“Saya berharap komitmen yang kuat dimulai dari kepala daerah, hingga kepala desa dari seluruh desa yang ada di Maluku Utara. 10 Kepala desa yang ada ini dapat memberikan energi positif bagi kepala desa yang lain demi kesejahteraan perempuan dan anak yang sama-sama kita cintai”. Ungkap Wagub
“Kehadiran Menteri PPPA serta rombongan semoga membawa angin segar bagi keberlanjutan program-program perempuan dan anak hingga kesejahteraan bagi perempuan dan anak di Maluku Utara dapat terwujud.” Harapnya.
Sebelumnya Wali Kota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim, dalam sambutannya mengatakan membangun dan mengembangkan desa itu tidak bisa berhenti pada konsep seperti launching semata, tetapi harus implementatif, artinya setelah di lakukan launching harus juga didukung dengan dana berupa DA. (Rls/HI)