Beranda Maluku Utara Ternate Kota Rempah Siap Melaju di Kancah Internasional UNESCO Kategori Gastronomy

Ternate Kota Rempah Siap Melaju di Kancah Internasional UNESCO Kategori Gastronomy

7055
0

TERNATE – Bentuk komitmen memperkuat city branding Ternate Kota Rempah, Pemerintah Kota Ternate melalui Bappelitbangda menggelar workshop Penyusunan Peta Jalan Kota Kreatif dan Upaya Memperkuat City Branding Ternate Kota Rempah. Sabtu (28/10/23).

Bertempat di Grand Fatma MyResto, kegiatan workshop tersebut dihadiri langsung oleh Tim Seleksi Nasional Kota Kreatif Dunia UNESCO Galih Sedayu bersama Kepala Bappelitbagda Kota Ternate Dr. Rizal Marsaoly, MM.

Penyusunan peta jalan atau roadmap ini merupakan salah satu upaya dalam memetakan hal-hal apa saja termasuk kebijakan apa saja yang dibutuhkan dalam memperkuat city branding Ternate Kota Rempah, sehingga pada workshop tersebut di undang seluruh stakeholder seperti perwakilan kesultanan, dinas-dinas terkait, akademisi, komunitas, pelaku UMKM hingga sejarawan yang akan menggabungkan ide dan pemikirannya untuk dijadikan rekomendasi dalam penyusunan masterplan Ternate Kota Rempah.

Kepala Bappelitbangda Kota Ternate Dr. Rizal Marsaoly, MM saat wawancara menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan lanjutan dari FGD, dengan tema besar yang dibahas terkait penguatan city branding Ternate Kota Rempah dan untuk itu diperlukan sejumlah kebijakan terkait city branding Ternate yang dibreakdown guna memperkuat city branding Kota Ternate.

“Salah satu kebijakan yang akan dilakukan adalah pembuatan peta jalan. Untuk menuju suatu tujuan, kecepatan tidak begitu penting, yang paling penting adalah arah, arah membutuhkan peta sebagai penunjuk, untuk itu peta jalan dibutuhkan agar city branding ini bisa diketahui oleh siapapun,” jelas Rizal.

Beliau menambahkan, “Peta tersebut akan melakukan mapping terhadap sejumlah potensi rempah yang ada di Ternate. Selain itu, peta jalan ini juga diharapkan dapat mengukur dan mengarahkan jalan kita di tahun-tahun mendatang sehingga workshop ini melibatkan sejumlah stakeholder yang berperan dan yang akan diberi peran dan Ternate kita usahakan bisa maju ke jajaran kota kreatif dunia UNESCO, oleh karena itu kita perlu merubah mindset dan strategi kita agar histori rempah kita yang dahulu direbutkan penjajah bisa menjadi nilai ekonomi bagi kita saat ini.”

Menurutnya, ada beberapa kategori telah ditetapkan oleh UNESCO, kategori yang paling berkaitan dengan City branding Ternate saat ini adalah gastronomy, dengan peta jalan ini juga nantinya mengatur jalan untuk bisa masuk ke jajaran kota kreatif dunia UNESCO dengan kategori gastronomy. Dan ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan kota Ternate dalam rangka pengusulan kota kreatif dunia UNESCO.

“Setelah ini, di tahun depan kita akan melakukan mapping kemudian penyusunan masterplan. Kegiatan besar tersebut merupakan persyaratan utama yang diminta oleh UNESCO. Sehingga city branding Ternate Kota Rempah ini bukan hanya sekedar tulisan, simbol atau apapun tapi ini merupakan akar yang sifatnya menghidupkan.

Ia berharap, Kota Ternate akan semakin hidup dengan city branding Ternate Kota Rempah, karena Rempah yang Kota Ternate angkat bukan berdasarkan kuantitasnya tapi kualitas cengkih yang bagus menjadi faktor mengapa cengkih menjadi komoditas utama para penjajah dahulu.

Sementara itu, Tim Seleksi Nasional Kota Kreatif Dunia UNESCO Galih Sedayu mengungkapkan bahwa secara komprehensif, selaku tim seleksi nasional harus melakukan identifikasi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi lain yang ada dalam kota tersebut.

“Untuk ternate sendiri, kami selaku tim menilai bidang gastronomy yang digagas oleh Kota kreatif dunia UNESCO merupakan bidang yang paling berkaitan dengan city branding Kota Ternate saat ini yakni Ternate Kota Rempah. Maka dari itu, saat ini kami berusaha mendorong dan menginisiasi untuk sama-sama sepakat satu suara memilih bidang gastronomy agar kemudian diusulkan ke jajaran Kota kreatif dunia UNESCO,” ucap Galih

Menurutnya, Gastronomy bukan hanya bicara tentang kuliner, melainkan budaya dan pendekatan kreativitas. Rempah cenderung dekat dengan kategori gastronomy, untuk itu kami menilai Kota Ternate layak mengusulkan kategori tersebut pada seleksi Kota Kreatif Dunia UNESCO. Jadi jangan sampai Isu narasi tentang gastronomy ternate jangan sampai terjebak di bidang kuliner saja, tapi perlu pemanfaatan potensi lain yang berhubungan dengan sejarah, budaya, wisata alam dan sebagainya.

“Saya menilai Ternate sejauh ini sangat banyak belajar dari beberapa tahun belakang, baik Pemerintah maupun masyarakatnya. Pemerintah dan masyarakatnya benar-benar serius dalam mencitrakan Ternate sebagai Kota Rempah. Terbukti dari sekian kota yang membuat narasi yang sama, Kota Ternate paling serius dan pertama kali menghak patenkan city branding sebagai Ternate Kota Rempah,” pungkasnya.

Galih juga mengungkapkan bahwa, Kota Ternate dengan city branding Ternate Kota Rempah akan mampu bersaing di kancah internasional dan masuk dalam jajaran Kota Kreatif Dunia UNESCO. (TM)