SF : “Itu tidak benar, dan tidak ada bukti sama sekali”.
TIDORE KEPULAUAN – Setelah dilakukan pemeriksaan klarifikasi oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) kota Tidore Kepulauan terkait dugaan perselingkuhan yang dilakukan SM oknum lurah Tidore Selatan dengan suami SF berinisial AT (kontraktor) di rumah milik GH (PNS bagian keuangan kota Tidore Kepulauan) pada Sabtu, 28 April 2018 kemarin.
Dalam keterangannya, SM membantah tuduhan yang disampaikan oleh SF. “Itu tidak benar dan tidak ada bukti sama sekali, karena si pelapor ini datang di rumah pak Gajali itu pada tanggal 28 April 2018 siang dan disitu ada beberapa orang di rumah termasuk istrinya Gajali dan rekan-rekan lainnya yang sedang makan nangka dan minum kopi di teras rumah Gajali,” kata Kaban BKPSDM Tidore, Sura Husain kepada awak media menirukan keterangan SM saat diperiksa, Rabu (09/05) pagi tadi.
Kaban menjelaskan, sesuai keterangan SM, yang bersangkutan (SF) datang ke rumah Gajali, saat itu SM sedang keluar membeli kacang. SF datang kemudian marah-marah.
“Ibu lurah ini keluar untuk membeli kacang. Ibu lurah keluar si pelapor ini datang dan beribut. Jadi bukan tangkap basah. Dia datang mereka banyak disitu,” jelas Kaban.
Menurut Kaban, dari keterangan SM juga bahwa persoalan dugaan selingkuh sudah ada kecurigaan dari yang bersangkutan. Namun, SM tidak terlalu menanggapi hal itu karena berpikir masih hubungan keluarga dan pelapor merupakan guru SM waktu di SMA.
Saat ditanya apakah SM akan melapor balik SF, Kaban mengatakan dari penyampaian ibu lurah tersebut, bahwa SM tidak tuntut balik mengingat masih ada hubungan keluarga antara dirinya dan pelapor. Namun begitu, SM meminta agar SF menarik pengaduan itu karena menyangkut nama baik dirinya.
Lewat keterangan klarifikasi dari SM tersebut, Kaban BKPSDM kota Tidore mengatakan bahwa hal itu tidak terbukti dan tidak ada hubungan sama sekali. “Jadi yang jelas tidak terbukti dan tidak ada hubungan sama sekali. Dari tahapan ini saya musti lapor ke Sekot bahwa keterangannya seperti itu,” jelas Sura.
Sementara SM sendiri saat dihubungi, Rabu (09/05) siang hari ini via telepon seluler guna dikonfirmasi mengatakan, sudah disampaikan semua ke Pak Sura. “Tanya langsung ke kepala BKD karena saya sudah kasih semua keterangannya ke beliau,” kata SM.
Namun hal berbeda justru disampaikan SF (pelapor). Kepada sejumlah awak media, SF menepis serta membantah kalau apa yang diceritakan SM itu tidaklah benar.
“Saya tidak lia mereka makan nangka ataupun minum kopi di rumah itu. Waktu saya datang itu tidak ada rame-rame di teras rumah,” kata SF.
SF kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya, dimana pada tanggal 28 April 2018 sekitar pukul 14.00 WIT, ia bersama saudaranya jalan-jalan dengan motor. Dari jalan raya Dokiri, kemudian naik lewat jalan besar depan rumah Gajali, ia lalu melihat motor yang dibawa oleh suaminya. “Pas itu saya dapalia motor saya, terus saya bilang di saya pe sudara, bahwa itu motor saya, pasti itu orang ada di dalam rumah,” kata SF.
SF bersama saudaranya kemudian balik kerumah, namun rasa penasaran, SF kembali ke rumah Gajali. Lewat bagian belakang rumah, SF melihat pintu belakang terkunci, kemudin dirinya menuju ke pintu depan namun tertutup. Disitu, ia kemudian bergegas ke pintu samping bagian L rumah Gajali. Ia masih melihat motor suminya yang sedang parkir. Selain itu, SF juga melihat sandal suaminya didepan pintu.
Namun karena keberadaan SF sudah diketahui oleh SM dan AT, sehingga SM diduga kabur melewati pintu belakang rumah Gajali. Sementara AT tidak sempat kabur karena telah diteriakin oleh SF. “Ada anak satu mungkin dia lapor, jadi dia hindari kong suami saya mau lari terus dong bilang tar usa lari, orang su di teras. Lalu saya bilang tar usa lari, kalau lari motor saya bakar. Jadi dia cuman badiri dalam rumah terus saya putar dan masuk dalam rumah, dia lngsung bilang ke saya, bakapa ngana (kamu-red) disini. Kong saya bilang dia, bikiapa ngana siang hari siang malam ngana disini ada apa. Terus tuan rumah ini dia tahan pa saya. Dia bilang, Ibu tong duduk la tong bacarita bae-bae. Terus karena emosi, saya bilang di ibu (tuan rumah) Ibu hidup berumah tangga ka tarada, ibu tau dia ini punya istri ka tarda. Ibu itu cuman bilang tong duduk dulu. Terus saya masuk dan cari parampuan itu, saya pe laki iko dari belakang karena tako (takut) saya kase rusak apa ka apa dalam rumah. Namun yang bersangkutan tidak ada. Tapi saya lihat pintu belakang su tabuka. Nanti pas pulang di rumah, malam itu baru sepupu saya didekat rumah itu bilang kalau ibu lurah itu lari kaluar dari pintu balakang,” kisahnya.
Atas masalah itu, SF meminta agar diproses dengan adil. Sebab perselingkuhan yang diduga dilakukan SM dengan AT telah berlangsung selama dua tahun. (SS)