TERNATE – Setelah permasalahan santri yang sempat meresahkan orang tua wali murid para Hafiz, yang terancam dipulangkan karena disinyalir terjadi penunggakan, akhirnya telah diselesaikan.
“Penunggakan pembayaran SPP di Santri Temboro sudah diselesaikan dan tinggal menunggu kerjasama antara orang tua wali dengan Dikbud untuk menanggung fasilitas yang digunakan para santri”, ujar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Ternate Ibrahim Muhammad, Selasa (6/2/2018), mengaku bahwa permasalahan hafiz ini memang merupakan kesalahan Dikbud, dan oleh karena itu dikbutlah yang bertanggungjawab untuk menyelesaikannya, “Karena selama ini ketika kita kirim anak-anak ke Temboro itu kita tidak bikin surat kontrak kerja antara Dikbud dengan orang tua wali, itu kesalahan kita, “ungkapnya.
Lanjutnya, saat ini pemanggilan orang tua wali untuk lakukan kontrak kerja dengan Dikbud telah dilakukan tujuannya agar anak-anak menuntut ilmu di luar daerah ini terdata dan jelas. “Sejak Januari saya sudah ke Temboro, untuk lakukan kontrak kerja dengan Temboro, “cetusnya.
Karena peserta yang dikirim dengan harapan 6 bulan anak-anak yang dikirim sudah bisa hafal berapa jus. “Ini malah kirim kesana tidak terkontrol, orang tua juga tidak tau anaknya belajar atau tidak bisa hafal atau tidak makanya kalau ada beberapa santri di Temboro itu, yang belum kita bayar artinya kita masih butuh lakukan kontrak dulu, “ungkapnya.
Berdasarkan data awal 86 orang itu semuanya sudah valid, karena selama ini ketika terjadi pergantian santri, itu ada yang keluar dan yang masuk kita tidak saling koordinasi, makanya saat ini diadakan kontrak kerjasama dengan pihak Temboro, agar buat kontrak kerja dengan orangtua agar anak-anak terikat “Yang belum terbayar tinggal 24 orang, tinggal menunggu kerjasama dengan orang tua saja, ” pungkasnya. (HT)
