Beranda Citizen Journalism Survey LSI, Benny Laos-Asrun Padoma Berpeluang Menang Di Pilkada Morotai

Survey LSI, Benny Laos-Asrun Padoma Berpeluang Menang Di Pilkada Morotai

1082
0
Ilustrasi gambar pemilihan calon kepala daerah

GN-Ternate,  JIka pilkada Kabupaten Morotai dilakukan di saat survei dikerjakan, maka pasangan Benny Laos-Asrun Padoma berpeluang menang di Kabupaten Morotai. Dukungan terhadap Benny Laos-Asrun Padoma (Balap) saat ini mencapai 49.8 %, disusul pasangan Ali Sangaji-Yulce Makassarat (Ali Yuk) dengan dukungan sebesar 29 %, dan pasangan Ramli Yaman-Adjan Djaguna (Radja) dengan perolehan dukungan sebesar 12.2 %. Dan mereka yang belum menentukan pilihan sebesar 9.0 %. Perbedaan elektabilitas pasangan Balap dengan kompetitor terdekatnya yaitu pasangan Ali Yuk sudah 2 (dua) digit.

Demikian salah satu temuan survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network) mengenai “Perilaku Memilih Menjelang Pilkada Morotai”. Survei dilakukan pada tanggal 28 November – 3 Desember 2016. Survei menggunakan metode Multistage Random Sampling dengan wawancara tatap muka (kuesioner) terhadap 440 responden di seluruh kecamatan di Kabupaten Morotai. Responden terpilih adalah mereka yang usianya diatas 17 tahun atau sudah pernah menikah (punya hak pilih). Margin of error survei ini adalah +/- 4.8 %

Dukungan terhadap Benny Laos-Asrun Padoma merata hampir di setiap segmen pemilih. Baik mereka yang laki-laki maupun perempuan, “wong cilik” maupun kelas menengah atas, semua segmen etnis, agama, setiap segmen profesi, dan setiap Dapil di Kabupaten Morotai.

Di segmen pemilih laki-laki, pasangan Balap memperoleh dukungan 49.90 %, Ali Yuk sebesar 29.30 %, dan Radja sebesar 14.00 %. Di segmen pemilih perempuan, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 49.80 %, Ali Yuk sebesar 28.40 %, dan Radja sebesar 10.50 %.

Jika data dijabarkan dalam setiap segmen agama, maka pasangan Balap unggul besar di segmen pemilih Kristen dan unggul tipis di segmen pemilih Muslim. Di pemilih Muslim, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 37 %, unggul tipis dari pasangan Ali Yuk yang memperoleh dukungan sebesar 31.90 %, dan pasangan Radja sebesar 19.00 %. Di pemilih Kristen, dukungan terhadap pasangan Balap cukup mayoritas. Pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 66 % di pemilih Kristen, Ali Yuk sebesar 26.70 %, dan pasangan Radja hanya 2.50 %.

Di segmen usia, pasangan Ali-Yuk unggul tipis di pemilih pemula (early voters), mereka yang usiaya dibawah 19 tahun dan baru pertama ikut memilih. Di pemilih usia dibawah 19 tahun, dukungan terhadap Ali-Yuk sebesar 40.30 %, Balap sebesar 39.10 %, Radja Sebesar 12.40 %. Di pemilih usia 20-29 tahun, pasagan Balap unggul dengan dukungan sebesar 44.20 %, disusul pasangan Ali Yuk dengan dukungan sebesar 29.80 %, dan Radja sebesar 18.00 %. Di pemilih usia 30-39 tahun, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 49.70 %, pasangan Ali Yuk sebesar 27.70 %, dan Radja sebesar 11.00 %. Di pemilih usia 40-49 tahun dan usia diatas 50 tahun, pasangan Balap juga unggul.

Di segmen etnis, pasangan Balap juga unggul hampir di semua segmen etnis. Di pemilih yang mengaku sebagai etnis Morotai, pasangan Balap memperoleh dukungan 42.30 %, pasangan Ali Yuk memperoleh dukungan sebesar 31.40 %, dan pasangan Radja sebesar 12.50 %. Di pemilih yang beretnis Galela, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 57.80 %, pasangan Ali Yuk sebesar 27.0 %, dan pasangan Radja sebesar 8.30 %. Di pemilih yang mengaku beretnis Tobelo, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 44.20 %, pasangan Radja sebesar 23.70 %, dan pasangan Ali Yuk sebesar 16.30 %. Di pemilih yang mengaku sebagai etnis Sanger, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 80.60 %, pasangan Ali Yuk sebesar 11.90 %, dan pasangan Radja sebesar 3.90 %.

Jika melihat dukungan per teritori/wilayah, dukungan pasangan Balap pun merata dan kuat hampir di semua kecamatan. Di Kec. Morotai Selatan, pasangan Balap bersaing ketat dengan pasangan Ali Yuk. Di Morotai Selatan, pasangan Balap memperoleh dukungan 34.80 %, pasangan Ali Yuk memperoleh dukungan sebesar 34.10 %, dan pasangan Radja memperoleh dukungan sebesar 18.50 %. Di Kecamatan Morotai Selatan Barat, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 57.30 %, disusul pasangan Ali Yuk sebesar 34 %, dan pasangan Radja sebesar 2.50 %. Di Kecamatan Morotai Timur, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 48.10 %, pasangan Ali Yuk sebesar 21.90 %, dan pasangan Radja sebesar 11.70 %. Di Kecamatan Morotai Utara, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 69.10 %, disusul pasangan Radja sebesar 10 %, dan pasangan Ali Yuk sebesar 6.60 %. Di Kecamatan Morotai Jaya, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 46.50 %, disusul pasangan Ali Yuk sebesar 38.50 %, dan pasangan Radja sebesar 8.30 %.

Lalu apa alasan atau faktor-faktor yang menyebabkan saat ini pasangan Benny Laos-Asrun Padoma (Balap) memperoleh dukungan terkuat? Apakah popularitas dan tingkat kesukaan (akseptabilitas) yang biasanya menjadi variabel penting elektabilitas masih punya pengaruh?

LSI menemukan bahwa faktor popularitas dan kesukaan bukan menjadi variabel penting lagi mengapa pasangan Balap saat ini unggul. Hal ini disebabkan karena tidak ada perbedaan signifikan popolaritas dan kesukaan terhadap masing-masing calon. Popularitas Benny Laos sebagai calon bupati sebesar 96.50 %, Popularitas Ali Sangaji sebagai calon bupati sebesar 96.20 %, dan popularitas Ramli Yaman sebagai calon bupati sebesar 93.50 %. Semua calon bupati sudah mencapai puncak popularitas (diatas 90%). Tingkat kesukaan (akseptabilitas) antar calon terutama antara Benny Laos dan Ali Sangaji juga tak berbeda. Kedua calon memiliki tingkat ekseptabilitas (kesukaan) sama-sama 81.90 %.

Oleh karena itu popularitas dan kesukaan tak lagi menjadi variabel penting mengapa Benny Laos-Asrun Padoma unggul. LSI menemukan 5 (lima) alasan lain mengapa Benny Laos-Asrun Padoma unggul saat ini. Kelima alasan tersebut adalah antara lain:

Pertama; Benny Laos-Asrun Padoma unggul persepsi kemampuan. Dari rincian berbagai alasan memilih, sebesar 36.60 % memilih karena alasan persepsi kemampuan kandidat menyelesaikan masalah ekonomi. Dari mereka yang memilih karena alasan persepsi kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi, sebesar 71.50 % memberi dukungan terhadap pasangan Balap, sebesar 21.00 % memberi dukungan terhadap pasangan Ali-Yuk, dan sebesar 5.50 % memberi dukungan terhadap pasangan Radja.

Keunggulan Balap dari aspek persepsi kemampuan menyelesaikan masalah ekonomi dikarenakan latar belakang Benny Laos sebagai pengusaha. Survei LSI juga menemukan bahwa masalah utama yang dianggap penting oleh masyarakat Morotai adalah penangguran dan lapangan kerja serta mahalnya harga-harga sembako ( daya beli berkurang). Latar belakang pengusaha dianggap lebih mampu menyelesaikan kedua masalah utama tersebut.

Kedua, unggul persepsi personaliti terutama aspek perhatian terhadap rakyat dan berjiwa sosial. Aspek personaliti selalu penting selain aspek persepsi kemampuan dalam perilaku memilih. Dari aspek perhatian terhadap rakyat, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 50.30 %, pasangan Ali Yuk sebesar 39.40 %, dan pasangan Radja sebesar 8.40 %. Dari aspek berjiwa sosial, pasangan Balap memperoleh dukungan sebesar 47.70 %, Ali Yuk sebesar 28.40 %, dan pasangan Radja sebesar 21 %.

Ketiga, penerimaan masyarakat terhadap calon bupati berlatar belakang pengusaha lebih tinggi dibanding penerimaan calon bupati yang berlatar belakang birokrasi dan politisi. Penerimaan terhadap calon bupati berlatar belakang pengusaha sebesar 82.2 %. Penerimaan terhadap politisi sebesar 77.8 %, dan penerimaan terhadap birokrasi sebesar 77.5 %.

Keempat, isu putera daerah tidak terlalu signifikan. Survei LSI menunjukan bahwa hanya 11.10 % yang memilih karena alasan putera daerah. Dari mereka yang memilih karena alasan ini memang mayoritas memilih pasangan Ali Yuk. Pasangan Ali-Yuk berhasil memainkan isu ini. Namun isu ini tak signifikan mempengaruhi suara total pasangan Ali Yuk karena porsi pemilih yang memilih karena alasan ini hanya dibawah 15 %. Mengapa porsi pemilih yang memilih karena alasan putera daerah kecil? Hal ini dikarenakan ketiga pasangan calon sama-sama mengklaim sebagai putera daerah meskipun dengan kadar berbeda.

Kelima, karakter pemilih Morotai lebih terbuka dan tak terpengaruh isu agama dan etnis. Dari berbagai variabel yang diuji, LSI menyimpulkan bahwa karakter pemilih Morotai lebih terbuka. Hal ini mungkin juga karena pengaruh heterogenitas masyarakat baik dari agama maupun etnis. Survei menunjukan bahwa sebesar 59.8 % tak menjadikan kesamaan agama/etnis sebagai dasar memilih calon bupati. Hanya sebesar 27.0 % yang menyatakan menjadikan variabel ini sebagai dasar pengambilan keputusan.

Lalu bagaimanakah prediksinya menuju 15 Februari 2017? Saat ini, mereka yang belum memutuskan pilihan hanya 9 %. Artinya bahwa ketiga pasangan kandidat hanya akan merebut minoritas pemilih yang belum menentukan pilihan. Oleh karena itu, jika tak ada “blunder politik” yang maha dahsyat yang terjadi menjelang pemilihan maka pergeseran suara kandidat  tidak akan terlalu signifikan. Pergeseran suara akan terasa signifikan jika ada kandidat yang ditinggalkan pemilihnya karena melakukan blunder politik atau karena diterpa isu negatif dan tak bisa mengelola isu negatif tersebut dengan baik. Faktor lain yang akan mempengaruhi adalah tingkat golput. Pasangan kandidat yang pemilihnya banyak golput juga akan merugikan/menurunkan suara  kandidat tersebut.

  • Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network
  • Kamis, 29 Desember 2016
  • Adjie Alfaraby (Peneliti Senior / Direktur LSI Network) : 0811.16.1414