Beranda Maluku Utara Tanam Pohon Bambu Upaya Pemuda dan Pelajar Kalaodi Lestarikan Hutan

Tanam Pohon Bambu Upaya Pemuda dan Pelajar Kalaodi Lestarikan Hutan

1135
0

Gamalamanews.com – TIDORE, Pemuda dan pelajar di Kelurahan Kalaodi, Kecamatan Tidore Timur, melakukan kegiatan perluasan area tanam pohon bambu pada Sabtu (23/09).

Melalui wadah kepemudaan Karang Taruna Soa Raha, aksi tersebut melibatkan para pemuda dan pelajar di tiga lingkungan Kelurahan Kalaodi terdekat seperti, Dola dan Kola yang dipusatkan di lingkungan Golili dengan tema Reboisasi Hutan Bambu, Menumbuhkan Kesadaran dalam Menjaga Hutan dan Sumber Air Berbasis Kearifan Lokal.

Proses penanaman pohon bambu dilakukan disekitar titik mata air yang diberi nama Luku Celeng. Terlihat para bocah yang ikut serta dalam aksi tersebut menanam tunas bambu di tepian anak sungai.

“Kegiatan ini berangkat dari kesadaran akan pentingnya bambu bagi kehidupan masyarakat disini. Selain bermanfaat, sebagai bahan baku untuk pemenuhan kebutuhan papan, kerajinan anyaman, juga tidak bisa di abaikan fungsinya sebagai tanaman penyangga area resapan air,” ungkap Koordinator Karang Taruna Soa Raha, Anas kepada wartawan.

Ia menambahkan, bambu merupakan salah satu potensi alam yang melimpah di kawasan Hutan Kalaodi, yang mana telah terdapat area yang disebut sebagai hutan bambu.
“Bambu ini sering dimanfaatkan warga sebagai bahan baku pembangunan rumah, maupun produk kerajinan anyaman. Karena itu, hal ini patut dilestarikan agar terus berlanjut hingga generasi mendatang,” ujar Anas.

Senada dengan itu, Safar yang juga pemuda di lingkungan Golili menuturkan, bahwa wilayah Kalaodi merupakan kawasan berbasis hutan dan sumber air yang disuplai ke wilayah pesisir Kota Tidore. Seperti mata air Luku Celeng yang telah dijadikan salah satu objek wisata.

Ada pula air terjun yang diberi nama Nusa Gioba yang hanya pada saat musim hujan saja airnya mengalir tidak seperti dulu.
“Oleh karena itu sengaja penanaman bambu kita lakukan di dekat sumber mata air agar nanti dapat membantu menjaga ketersediaan air tanah di sini saat musim kemarau,” katanya.

Sehubungan dengan itu, lanjutnya, perlu adanya kesadaran masyarakat yang tentu dimulai dari pemuda dan pelajar terkait dengan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur dalam mengatur proses tata kelola lahan dan hutan agar ekosistem bambu di pegunungan Tagafura ini tetap terawat dengan baik. “Dimana hal ini juga merupakan salah satu tujuan strategis dari kegiatan ini,” tutupnya. (HARI)